Thursday, February 28, 2013

SIRI TARBIAH 2 - UKHUWWAH ISLAMIYAH


MUQADDIMAH


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Maksudnya ;

Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan daripada sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa, dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang, dan janganlah sebahagian kamu mengupat sebahagian yang lain. Adakah seseorang daripada kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Jika begitu keadaan mengupat, sudah tentu kamu jijik kepadanya. Oleh itu patuhilah larangan Allah. Dan bertaqwalah, sesungguhnya Allah itu Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani.

Ayat yang dibentangkan ini menjurus kepada pembinaan suatu unsure yang terpenting di dalam jamaah, iaitu unsur ukhuwwah Islamiyah.

UKHUWWAH ISLAMIYAH
Ukhuwwah adalah nikmat berharga yang dikurniakan oleh Allah kepada orang-orang beriman di dalam saf perjuangan. Ia tidak dapt dijualbeli dengan wang ringgit dan harta benda dunia. Ukhuwwah adalah suatu rasa yang diciptakan oleh Allah di dalam hati orang-orang yang beriman. Firman Allah :

لوأَنْفَقْتَ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عزيز حَكِيمٌ- سورة الحجرات 63
Maksudnya:
Seandainya engkau belanjakan apa yang ada di bumi semuanya, tidaklah mampu engkau persatukan antara hati mereka, tetapi Allahlah yang telah mempersatukan antara mereka”
(Al Anfal: 63).


Demikian juga, jika Allah mengkehendaki untuk merapat dan memesrakan di antara hati-hati yang beriman itu, maka ukhuwwah pun diciptakan oleh Allah di dalam hati hamba-hamba-Nya yang beriman itu. Firman Allah :

إِنَّمَا الْمُوْْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوْا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوْا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ - سورة الحجرات -1 
Maksudnya : Sebenarnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah di antara dua saudara kamu yang bertelagah. Bertaqwalah kamu kepada Allah agar kamu dirahmati oleh Allah
Dari ayat ini terlihat jelas bahwa ukhuwwah hanya terbina di atas dasar iman atau tauhid, bukan di atas ikatan-ikatan yang selain daripada itu. Justeru hanya Allah yang dapat menyatukan hati-hati di kalangan manusia, dan hati-hati manusia itu pula akan bersatu di atas landasan tauhid. Oleh itu, lafaz yang disebutkan di dalam ayat ini adalah mukmin, bukanlah hanya muslim sebagai syarat pembinaan ukhuwwah tersebut. Firman Allah :

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ (67
Maksudnya:“ Teman-teman akrab pada hari itu sebahagiannya menjadi musuh kepada sebagian yang lain, kecuali orang yang bertakwa”( Az Zukhruf: 67).
Jika ukhuwwah kosong dari iman maka yang menjadi ikatannya adalah kepentingan peribadi atau kelompok, parti dan sebagainya. Hal ini jelas cepat atau lambat akan menghancurkan nilai ukhuwwah itu sendiri. Sedangkan persahabatan yang tidak terikat dengan akar taqwa sudah tentu akan menghasilkan permusuhan dan kebencian, seperti yang terjadi pada awal terjadinya konflik dalam sejarah manusia, persaingan merebut harta rampasan (ghanimah) dan mengejar kepentingan dan keuntungan

Sabda Rasulullah SAW :

لاَ تَقَاطَعُوْا ، وَلاَ تَدَابَرُوْا ، وَلاَ تَبَاغَضُوْا ، وَلاَ تَحَاسَدُوْا ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا، وَلاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ .
Maksudnya : Janganlah kamu memutuskan hubungan, jangan kamu tidak betegur sapa, jangan kamu saling benci membenci, jangan kamu saling berhasad dengki. Sebaliknya, jadilah kamu hambalah Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seseorang muslim itu tidak menegur saudaranya lebih daripada tiga hari.
Ukhuwwah adalah kekuatan yang bersumber dari iman atau aqidah yang melahirkan perasaan spiritual berupa kasih sayang, kecintaan, kemuliaan dan rasa percaya dan mendahulukan kepentingan kepada saudara seaqidah. Dan darinya akan timbul sikap tolong menolong, mengutamakan orang lain, rasa saying, pemaaf, pemurah, setia kawan dan sikap-sikap mulia lainnya. Maka jelaslah bahwa ukhuwwah Islamiyah adalah sifat yang menyatu dengan iman dan taqwa. Kedua komponen ini tidak dapat dipisahkan di antara satu sama lainnya.


SANGKAAN BURUK MENAFIKAN UKHUWWAH
Sangkaan buruk terhadap sahabat di dalam bermasyarakat dan berjamaah adalah terlarang di dalam agama. Sangkaan buruk yang ditegah di dalam Islam ialah pada perkara yang tidak ada tanda-tanda dan bukti yang jelas dilakukan oleh seseorang. Hukumnya jelas haram dan wajib dijauhkan. Seperti sabda Rasulullah SAW :

إن الله تعالى حرّم من المسلم دمه وعرضه وأن يظنّ به ظنّ السوء
Maksudnya : Sesungguhnya Allah SAW telah mengharamkan terhadap seseorang muslim itu darah dan maruahnya (dengan maksud haram ke atas seorang muslim menumpahkan darah seorang muslim yang lain, juga menjatuhkan maruahnya), dan diharamkan juga berburuk sangka terhadapnya.

Tetapi terhadap orang yang jelas-jelas melakukan perkara yang terlarang, tiada lagi perhormatan terhadap dirinya. Kata Al-Hasan : لا حرمة لفاجرMaksudnya : Tiada penghormatan terhadap orang yang jelas-jelas melanggar larangan Allah.

WAJIB MENJAGA MARUAH
Di dalam kehidupan bermasyarakat dan berjamaah, mencari kesalahan orang lain adalah ditegah oleh agama, sehinggalah perkara yang menjadi keaiban seseorang itu, dizahirkan oleh Allah dan menjadi perkara yang diketahui oleh umum. Untuk itu, seorang muslim adalah wajib menjaga maruah dirinya daripada jatuh ke dalam kancah kata nista yang ditujukan kepadanya. Adalah suatu yang wajar, kita sebagai anggota jamaah, hendaklah mengelakkan diri daripada tempat-tempat dan keadaan-keadaan yang boleh mengundang fitnah dan tohmahan orang terhadap kita. Seseorang yang meletakkan dirinya ditempat yang mewajarkan dirinya ditohmah oleh orang, apabila ia ditohmah dan difitnahkan, ia tidak patut menyalahkan orang lain lagi, selain ia menyalahkan dirinya sendiri. Seperti kata asthar : من وقف موقف تهمة فلا يلومن من أساء الظن به

Maksudnya :
Siapa yang berada di tempat yang boleh menimbulkan tohmahan orang terhadapnya, maka ia jangan mencela, andai ada orang yang berburuk sangka kepadanya.

SYARAT-SYARAT PEMBINAAN UKHUWWAH
1. Ikhlas.
Ukhuwwah Islamiyah akan terlaksana bilamana setiap muslim mampu membebaskan diri dari kepentingan-kepentingan peribadi, kelompok, kumpulan dan golongan, dan hanya menjadikan Allah Ta’ala semata-mata sebagai tujuan. Sehingga landasan yang dipakai dalam berjuang adalah landasan Islam.
2. Dilandasi dengan (Al Wala) dan Berlepas diri (Al-Baro’), yang dibingkaikan dengan Al Qur’an dan Sunnah.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa ukhuwwah Islamiyah hanya akan terwujud di antara orang-orang beriman dan bertaqwa. Ertinya seorang muslim hanya mengambil mukmin dan muttaqin menjadi temannya. “ Ukhuwwah Islamiyah yang dibentuk dari pribadi mukmin dan muttaqin ikatannya sangat kuat dan kukuh, tidak akan goyah meski badai fitnah melandanya karena mereka bersaudara berlandaskan ilmu dan aqidah/ keyakinan yang haq.
3. Tegak berasas nasihat karena Allah.
Seorang muslim seharusnya menjadi cermin bagi saudara mu’minnya yang lain. Ia akan sentiasa meningkatkan kebajikan, sebaliknya jika terdapat kekurangan pada diri saudaranya ia akan menasihatinya dengan cara yang baik dan menganjurkannya agar segera bertaubat kembali kepada petunjuk agama yang haq. Dengan demikian terjadilah tolong menolong yang penuh keberkahan jauh dari fanatisme. Sekaligus mendorong terbentuknya persaudaraan atas dasar Islam dengan neraca syariatNya. “ Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” ( Al ‘Ashr: 1-3).
4. Komitmen (Iltizam) dengan metode (Manhaj) pemahaman yang benar.
Hal ini akan terlaksana jika mereka-mereka yang bersaudara ini setia untuk tetap berhukum kepada hukum Allah dan mengembalikan semua masalah kepada Allah dan RasulNya. “...Jika kalian berbeza pendapat, maka kembalikanlah semuanya kepada Allah dan RasulNya jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (An Nisa: 59).


REALITI DALAM PERJUANGAN
Di dalam saf perjuangan, permasalahan kewangan dan kesempitan hidup yang dihadapi oleh sahabat wajar diberi perhatian. Takaful yang menjadi salah satu daripada rukun usrah, di antara yang dititikberatkan ialah permasalahan kewangan sahabat.

Hak harta di dalam katogeri ini terbahagi kepada tiga peringkat.
Pertama:
Ini adalah peringkat yang paling rendah, iaitu kita memenuhi hajat dan keperluan sahabat dengan menggunakan peruntukan yang lebih daripada peruntukan untuk diri kita sendiri.
Kedua:
Harta kita dibahagi dua dengan sahabat.
Ketiga:
Peringkat yang paling tinggi, iaitu kita mengutamakan sahabat kita melebihi diri kita sendiri.

PENUTUP
Semoga perjuangan Islam yang sedang kita gerakkan pada hari ini akan tetap terus bersemarak dan di dalam era mempertahankan kemenangan ini, dengan berkat semangat setia kawan dan ukhuwwah Islamiyyah yang teguh, seperti yang pernah menjadi realiti kepada generasi salafusaleh sebelum kita, amin.

Oleh : Media Ulamak 

0 comments: