Monday, July 5, 2010

Nabi Ismail AS dan Air Zam-Zam

Nabi Ismail adalah putra Nabi Ibrahim dengan istrinya yang kedua, yaitu Siti Hajar. Dimana Siti hajar adalah budak kecil pemberian raja Mesir dan setelah dewasa diambil sendiri sebagai istri atas saran istri pertamanya. Siti Sarah adalah istri pertama Nabi Ibrahim yang pertama, sejak lama belum juga punya anak setelah usianya agak lanjut baru punya putra bersama Nabi Ishaq. Walaupun menjadi seorang istri nabi, Siti Sarah yang tidak dapat lepas dari kewajaran semua wanita, yaitu ia kurang begitu senang bila berdekatan terus dengan madunya lebih-lebih madunya sudah mempunyai anak sedangkan dirinya masih belum dikaruniai anak. Akan hal itu Nabi Ibrahim telah memaklumi, maka itulah Siti Hajar bersama Ismail oleh Nabi Ibrahim dibawa pindah ke negeri Makkah. Pada waktu itu negeri Makkah masih belum ada penghuninya seorangpun. Kemudian Nabi Ibrahim berdo’a sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah SWT QS. Ibrahim ayat 37, yang artinya : “Wahai Tuhan kami. Sesungguhnya saya telah menempatkan anak keturunan saya dilembah yang tidak ada tanamannya pada tempat rumahMu (Ka’bah) yang mulya. Wahai Tuhan kami. Semoga mereka tetap mendirikan sholat, hendaklah Engkau jadikan hati manusia rindu kepada mereka, berilah mereka rizki yang berupa buah-buahan semoga mereka mau bersyukur“.
Selesai berdo’a Nabi Ibrahim kembali lagi ke negeri Syam. Selang beberapa hari persiapan air sudah habis, Siti Hajar merasa haus , juga bayinya otomatis kekurangan air susu dari ibunya. Sehingga Siti Hajar berusaha mencari air, dari bukit Shofa ke Marwa, barangkali disana ada air. Tetapi sampai berulang kali ia bolak-balik antara kedua bukit itu, masih juga tidak mendapatkan air. Sekembalinya mencari air, Siti Hajar menjadi sedih dan bingung, karena Ismail yang kehausan itu terus saja menangis, bahkan bertambah keras tangisnya. Dalam keadaan demikian, maka Allah mengeluarkan air dari bumi yang terpukul-pukul oleh kaki Ismail. Melihat itu, Siti Hajar segera minum dan kemudian menyusui bayinya yaitu Ismail. Mula-mula air itu tumpah kesegala arah, Setelah Siti Hajar menggerak-gerakkan tangannya dalam air itu dengan mengucapkan “Zam-Zam” yang artinya : “Berkumpullah“, maka air itupun berkumpul dan airnya tiada habis-habisnya, sampai sekarang disebut-sebut orang “Sumur Zam-Zam“. Sampai sekarang peristiwa tersebut digunakan sebagai salah satu rukun haji, yaituSA’I yang artinya berlari-lari kecil dari bukit shofa ke marwah.
Pada suatu hari lewat disitu serombongan bangsa Jurhum, bangsa yang hidupnya berpindah-pindah mencari tempat yang ada mata airnya. Dan dimana ada mata air disanalah mereka tinggal, bila mata air sudah kering, maka mereka pindah lagi. Karena melihat mata air, maka mereka meminta air dan meminta pada Siti Hajar agar mengizinkan mereka tinggal disitu, Siti Hajarpun mengizinkannya. Atas kebaikan Siti Hajar, mereka memberi sesuatu barang dagangannya kepada Siti Hajar, sehingga Siti Hajar berbahagialah hidupnya dan lama kelamaan bertambah banyaklah penduduknya, pada akhirnya merupakan suatu desa yang aman, tentram, subur dan makmur.

1 comment: